Latar Belakang
Baduy | merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar pada kelompok masyarakat tersebut, karena pada awalnya peneliti belanda menganggap suku Baduy sama dengan Badawi atau Bedouin Arab yang merupakan masyarakat yang berpindah - pindah.
Namun, Suku Baduy sendiri lebih suka menyebut diri mereka sebagai Urang Kanekes atau orang Kanekes yang merupakan nama wilayah mereka.
Pembagian Kelompok
Pada masyarakat Kanekes secara umum terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu tangtu, panamping, dan dangka.
Kelompok Tangtu
Kelompo ini dikenal juga sebagai Baduy Dalam, yang mana suku Baduy Dalam ini terkenal dengan yang paling ketat mengikuti adat.
Ciri khasnya adalah pakainnya yang berwarna putih lama dan biru tua, serta memakai ikat kepala putih.
Kelompok Panamping
Kelompok ini juga dikenal sebagai Baduy Luar. Mereka tinggal diberbagai kampung yang tersebar mengelilingi baduy dalam.
Masyarakat baduy luar ini memiliki ciri khas menggunakan pakain dan ikat kepala berwarna hitam.
Kelompok Dangka
Apabila baduy dalam dan baduy luar tinggal diwilayah kanekes, maka baduy dangka tinggal diluar wilayah kanekes dan pada saat ini hanya tersisa 2 kampung, yakni Padwaras (Cibengkung) dan Sirahdayeuh (Cihandam).
Kampung dangka ini berfungsi sebagai buffer zone atas pengaruh dari luar.
Sistem Pemerintahan
Masyarakat Kanekes mengenal dua sistem pemerintahan, yaitu sistem Nasional, yang mengikuti aturan negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti kita dan Sistem adat yang mengikuti adat istiadat masyarakat setempat.
Secara nasional, penduduk kanekes dipimpin oleh kepala desa yang disebut Jaro Pamerentah, yang berada dibawah camat. Sedangkan secara adat tunduk pada pimpinan adat kanekes tertinggi yaitu puun.
0 Response to "Suku Baduy"
Posting Komentar